Selasa, 27 Mei 2014

Saat Kau Terjaga Hingga Larut Malam

Saat kau terjaga hingga larut malam, sendirian, maka suara-suara yang sebelumnya luput dari indra pendengarmu akan bermunculan satu demi satu. Suara tuts keyboard komputermu, suara jarum jam dinding yang berdetak nyaring, suara binatang malam yang bernyanyi riang, suara tiupan angin, suara gemerisik dedaunan, suara kendaraan bermotor di kejauhan, suara raungan sirene, suara kepak sayap binatang malam, suara lolongan anjing yang saling bersahutan, suara tetesan air dari keran di kamar mandi yang tak tertutup sempurna, suara hembusan nafas anak dan istri yang terlelap di sebelahmu, suara celotehan orang-orang yang masih terjaga di pos ronda, dan suara-suara lain yang kau tak mengerti entah milik siapa.

Saat kau terjaga hingga larut malam, sendirian. Kau terkadang dapat mendengar suara kokok ayam jantan, kau terkadang dapat mendengar raungan kesedihan dan ratapan keputusasaan, kau terkadang dapat mendengar suara igauan anak-anakmu, kau terkadang dapat mendengar bunyi notifikasi dari seluler pintarmu yang berada di bawah tumpukan bantal, kau terkadang dapat mendengar suara tangisan anak-anak dari rumah sebelah, kau terkadang dapat mendengar perselisihan orang-orang yang sedang bermabukan.

Saat kau terjaga hingga larut malam, sendirian. Kau tidak mendengarkan apapun kecuali degup jantungmu, desah nafasmu, bunyi persendianmu, pilinan rambutmu, gemertak gigimu, ketukan jemarimu, bahkan suara hatimu sendiri. Dunia serasa kosong. Sepi. Dan kau mulai mendengarkan bisikan di dalam hatimu, erangan jiwamu, gejolak syahwatmu, kegelisahan pikirmu, dan suara-suara lain yang muncul dari dalam dirimu. Bahkan bukan tidak mungkin, kau mulai mendengarkan suara Tuhan di sela sujud-sujud panjang dan doa-doa yang kau lantunkan.

Saat kau terjaga hingga larut malam, sendirian. Suara apa yang ingin kau dengarkan dengan sangat, dan suara apa pula yang hendak kau tolak kuat-kuat? [wahidnugroho.com]

Kilongan, Mei 2014 


Reaksi:

0 celoteh:

Posting Komentar