Kamis, 18 Agustus 2011

20 Buku Yang Memengaruhi Hidup (2007-2011)

Seorang sahabat baik telah meminta saya untuk membuat daftar buku-buku yang menjadi favorit saya setelah tulisan tentang 20 Nasyid Favorit saya tempo hari. Tiba-tiba saja, saya jadi teringat empat tahun yang lalu, di bulan Desember, ketika saya membuat sebuah tulisan tentang buku-buku yang memengaruhi hidup saya. Setidaknya sampai medio tersebut.

Ketika saya membaca kembali tulisan – sederhana – itu, saya merasa memang sudah saatnya untuk sedikit memilah dan memilih buku-buku yang telah membentuk pemikiran saya selama kurang lebih empat tahun ini. Bertambahnya – nominal – usia dan berubahnya status marital, sedikit banyak akan memengaruhi kecenderungan baca saya. Saya akui, memang ada sedikit perubahan pada sisi itu.

Untuk menyusun daftar ini ternyata tidak mudah. Saya harus membuka-buka kembali catatan-catatan lama dan juga membaca kembali daftar buku-buku yang saya miliki dan yang sudah tak lagi saya miliki. Saya juga harus mengingat kembali buku-buku pinjaman yang pernah saya baca dari beberapa teman. Alhamdulillah, beberapa catatan di blog dan di arsip hardisk saya masih cukup baik tersimpan.

Daftar berikut ini berisi dua puluh buku yang menjadi favorit saya dalam kurun waktu Maret 2007 – Agustus 2011. Subjektifitasnya tentu akan pekat terasa. Saya juga hendak memohon maaf apabila kedalaman tulisannya tidak terlalu menggembirakan. Saya hanya akan sedikit memberikan kesan singkat terhadap buku-buku yang dimaksud tanpa memisahkannya dalam kategori fiksi atau nonfiksi. Maklum saja, saya punya keterbatasan intelektual yang menghalangi saya untuk membuat review brilian dan bertabur istilah “langitan” yang berpotensi mengerutkan dahi pembacanya.

1. Memoar Hasan Al Banna Untuk Dakwah dan Da’inya
Hasan Al Banna memang tidak pernah membuat buku. Buku-buku yang beredar saat ini atas namanya adalah kumpulan tulisan beliau yang dikumpulkan oleh para pengikutnya yang begitu mencintainya. Di antara semua bukunya yang begitu luar biasa, saya memilih Memoar Hasan Al Banna sebagai buku favorit saya. Alasannya sederhana: Buku ini mencerminkan ketulusan dan kebeningan jiwa penulisnya dalam mendakwahkan Islam di Mesir awal abad dua puluh yang kemudian mendunia hingga saat ini. Kisah yang sangat berkesan di buku ini adalah kisah tentang dakwah beliau di warung kopi yang akhirnya merekrut beberapa barisan awal organisasi Al Ikhwan Al Muslimun.

2. Mencari Pahlawan Indonesia
Agak sulit untuk menentukan buku Anis Matta yang manakah yang sangat kuat memengaruhi hidup saya. Awalnya saya sempat berpikir Biar Kuncupnya Mekar Jadi Bunga-lah yang akan saya pilih, berhubung buku itu merupakan kumpulan tulisan beliau di majalah Ummi yang saya baca ketika masih SD/SMP dulu (lupa). Tapi akhirnya, pilihan saya jatuh kepada buku ini. Anis Matta memang brilian. Ide-ide besar itu disusunnya satu demi satu dalam kalimat prosa yang padat berisi dengan balutan kentalnya nuansa sastrawi.

3. The Da Vinci Code
Terus terang saja saya suka selera humor Dan Brown dalam setiap karyanya yang luar biasa. Dan harus diakui bahwa The Da Vinci Code merupakan karya Dan Brown yang paling membuat saya terkesan. Kisahnya yang berlipat, dan tentu saja, penuh kontroversi menjadi pelezat terbaik untuk buku ini.

4. Taiko
Di antara semua novel yang pernah baca sampai hari ini, ada dua buku yang paling “berat” untuk saya konsumsi. Taiko adalah buku yang pertama dan The Name Of The Rose-nya Eco adalah yang kedua. Taiko berhasil memaksa saya untuk menghapal sekian banyak nama, tempat, benteng, dan jalinan konflik yang ruwet berlatar jaman feodal Jepang abad ke lima belas. Kalau Musashi terasa sedikit menyebalkan, Taiko benar-benar melelahkan. Saya sendiri harus membaca buku-bantal-berfont-kecil-berspasi-rapat itu dua kali untuk benar-benar bisa memahami alur ceritanya. Dan sepertinya, saya akan membutuhkan kesempatan ketiga. Mungkin lain kali.

5. Anak Semua Bangsa
Membuat daftar buku terbaik tentu tidak akan melewatkan seorang Pram. Ini mungkin terasa subjektif, tapi Tetralogi Buru akan kehilangan “ruhnya” bila melewatkan buku ini. Setidaknya menurut saya.

6. Harafisy
Harafisy benar-benar membuat saya terpesona, dan sedikit penasaran, dengan Naguib Mahfouzh dan karya-karya lainnya. Saya sempat tergoda untuk memiliki beberapa karya peraih nobel sastra tahun 1988 ini. Hanya saja, kesempatan itu belum tiba juga. Semoga esok hari atau nanti, insya Allah.

7. Rihlah Ilallah
Saya, boleh dibilang, pengagum berat Najib Kailani. Novelis Mesir yang juga seorang dokter ini memiliki seabreg karya yang benar-benar “mengguncang”. Tulisannya yang selalu beraroma anti-kemapanan (atau anti-kezaliman) sedikit banyak telah mewarnai pandangan saya tentang kezaliman seorang penguasa. Najib sendiri kerap mengecap lantai penjara karena keterlibatannya dengan organisasi Al Ikhwan Al Muslimun yang kala itu terlarang di Mesir. Rihlah Ilallah, atau yang dalam edisi bahasa Indonesia yang lain berjudul Mempelai Sang Dajjal (terbitan Fitrah Rabbani), saya pilih menjadi buku favorit dalam daftar ini.

8. Kisah-Kisah Dalam Al Qur’an
Doktor Shalah Abdul Fattah Al Khalidi adalah salah satu penulis favorit saya. Ada beberapa judul karyanya yang menjadi koleksi saya. Buku ini menjadi istimewa karena kejelian Doktor Al Khalidi dalam membedah kisah-kisah di dalam Al Qur’an dan merefleksikannya dengan kondisi kontemporer. Laiknya telaga yang bening untuk bercermin dan membasuh diri, saya kira karya ini bisa dibilang seperti itu.

9. Manhaj Haraki
Tak perlu banyak kata: Luar biasa!

10. Fiqhus Shirah
Saya memang penggila sirah. Masih ada banyak buku-buku sirah di luar sana yang belum saya baca. Tapi karya Al Buthy ini adalah buku yang setia menemani saya sejak masa kuliah hingga hari ini. Entah sudah berapa kali saya baca sebagian atau keseluruhannya.

11. Kado Pernikahan Untuk Istriku
Bagi saya, buku-buku Muhammad Fauzil Adhim semuanya istimewa. Tapi buku ini adalah yang paling luar biasa menggugah diri saya untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum menikah. Calon istri saya (yang kini sudah menjadi istri saya) pun dulu saya pinjami buku ini sebelum kami menikah. Sampai hari ini, saya masih cukup sering membuka-buka kembali isinya untuk sekedar berkaca atas apa yang telah terjadi dalam usia pernikahan saya yang belum seberapa ini.

12. Kiat Sukses Hafizh Qur’an Da’iyah
Saya dilupakan dengan judul lama dari buku ini berhubung saya membacanya saat masih kuliah dulu. Kovernya berwarna cokelat waktu itu. Kini, buku itu telah bermetamorfosa menjadi sebagaimana judul di atas. Dalam hal ini, saya berhutang sangat banyak kepada Ustadz Abdul Aziz Al Hafizh atas buku yang luar biasa ini. Barakallahu fiyk ya Ustadz.

13. Tarbiyah Ruhiyah
Buku ini selalu saya baca ketika semangat beribadah saya berada pada titik nadir. Ada banyak sekali buku tentang tema ini, tapi buku karangan Doktor Abdullah Nashih ‘Ulwan ini memiliki tempat tersendiri bagi saya. Mungkin bagi sebagian Anda ada yang merasakan hal yang sama dengan saya.

14. La Tahzan
Shaidul Khathir karangan Ibnul Jauzi memang buku yang luar biasa. Tapi La Tahzan istimewa. Saya rasa, banyak yang setuju dengan pendapat saya ini. Kalaupun ada yang tidak, selera memang perkara yang tidak bisa dipaksakan, bukan?

15. Ayat-Ayat Cinta
Sebelumnya saya hendak meminta maaf karena saya bukan penikmat sastra karya anak negeri. Tapi buku ini sedikit banyak telah mengubah pandangan saya tentang hidup. Saat membaca kembali buku ini saya mungkin akan menilainya sebagai sebuah hal yang naif. Tapi biar bagaimanapun, kenaifan tetap penting dalam dunia yang penuh dengan tipu daya ini. Terima kasih dan barakallahu fiyk buat Kang Abik atas karya luar biasanya ini.

16. Tarbiyah Menjawab Tantangan
Saya membaca buku ini saat masih SMA melalui buku pinjaman dari seorang teman. Awalnya ada banyak hal yang saya tidak mengerti dari buku ini dan karenanya saya kemudian memfotokopi buku ini untuk dapat dinikmati lebih lanjut. Kini, sepuluh tahun telah berlalu sejak saat pertama kali saya membacanya. Bagian yang paling saya ingat dari buku itu adalah tentang “Tahu”. Anda yang pernah membacanya pasti tahu bagian “Tahu” itu hehe..

17. Berinteraksi Dengan Al Qur’an
Saya suka dengan semua karya Syaikh Qardhawy, yang saya koleksi. Tapi buku inilah yang sangat berkesan. Selain karena ini adalah buku pemberian seorang teman saat SMA dulu, isinya pun tak kalah memikat. Saya dulu bahkan sempat membuat ringkasan beberapa babnya saat masih kuliah. Tapi karena kelalaian, arsip, baik hardcopy maupun softcopy-nya hilang entah kemana.

18. Thauqul Hamamah – Untaian Kalung Merpati – Di Bawah Naungan Cinta
Kalau Ibnul Qayyim dalam Al Muhibbinnya mengenalkan saya dengan kesucian cinta, Ibnu Hazm telah mengajari saya bagaimana mengejawantahkan cinta yang suci itu dengan cara yang manis dan romantis. Bagi Anda yang gemar tema merah-jingga, buku ini wajib Anda baca. Oh iya, ketiga judul di atas semuanya sama saja. Yang pertama adalah edisi bahasa Arabnya, yang kedua judul terbitan Serambi, dan yang terakhir terbitan Republika.

19. Pilar-Pilar Asasi
Pilar-Pilar Asasi dan Warisan Sang Murabbi saya kira sama saja. Berhubung isi dari buku yang pertama merupakan bagian dari buku yang kedua. Saya telah menikmati tulisan beliau sejak tahun 2000. Waktu itu, ada majalah Tarbawi lawas yang iseng-iseng saya baca di Mushala As-Sadariyah di SMA 90 Jakarta. Setelah membolak-balik beberapa bagiannya, saya terpaksa harus berhenti untuk menyimak tulisan-tulisan yang, kala itu sampai hari ini, sangat sulit untuk saya pahami. Assasiyat, demikian nama kolom yang memuat tulisan itu. Saya bahkan mengumpulkan uang untuk membeli beberapa edisinya untuk kemudian memfotokopi dan menjilid tulisan-tulisan beliau bersama dengan dua kolom favorit saya yang lain: Ruhaniyat-nya Ustadz Muhammad Nursani dan – belakangan – Serial Kepahlawanan-nya Ustadz Anis Matta. Sampai hari ini, kopian itu masih tersimpan cukup baik di rumah saya di Jurangmangu.

20. Andaikan Buku Sepotong Pizza
Excellent! You should read ‘em!

Dan akhirnya, dua puluh buku terasa sangat sedikit untuk dijadikan sebagai daftar buku yang menjadi favorit saya. Secara pribadi, tak ada buku yang tidak saya suka, se-ngaco atau seburuk apapun sebuah buku saya tetap menghargainya sebagai sebuah karya intelektual yang tidak mudah untuk dibuat. Hanya saja, ada beberapa buku yang hanya dibaca sekilas lalu dan beberapa buku lainnya yang menghunjam dalam hingga ke relung-relung jiwa. Dua puluh buku di atas mungkin sebagian kecil di antara buku-buku yang menghunjam itu. Sebagaimana yang Frank Zappa katakan, “So many books, so little time”, saya rasa, daftar ini harus diperluas menjadi lima puluh, seratus, atau bahkan seribu. Insya Allah suatu hari nanti kalau Allah berkenan.
[wahdnugroho.blogspot.com]


Simpong, Agustus 2011
Reaksi:

0 celoteh:

Posting Komentar