Jumat, 18 April 2014

Bisikanmu

Senandung tarhim (semacam shalawatan pendahulu adzan yang lazim ada di masjid-masjid di Sulawesi) mengudara di langit dini pagi yang masih gelap dari masjid raya di bawah bukit sana. Angin dingin berhembus dari atas bukit. Rembulan sudah hilang di ufuk barat. Langit hitam dipenuhi bintang-gemintang yang gemerlapan. Suasana begitu sepi hingga kerik jangkrik dan kepakan sayap binatang malam dapat terdengar dengan jelas.

Seorang lelaki terperanjat dari tidurnya ketika senandung tarhim yang sayup-sayup itu merasuk ke kedua lubang telinganya. Terkesiap ia saat menyadari bahwa waktu shalat shubuh sudah makin dekat, sementara ia belum mendapati suara tarhim dari arah masjid yang tak jauh dari rumahnya. "Jangan-jangan belum ada orang yang datang ke masjid?", gumamnya dengan nada cemas. Khawatir bila tak ada yang melantunkan adzan di masjid yang terletak di kaki bukit kecil itu.

Ia langsung bangkit dari tempat tidur meski tubuhnya masih merasa sedikit lelah. Gerakannya yang sigap dan spontan itu sontak membangunkan istrinya yang beberapa saat lalu masih terlelap di sisinya. Saat hendak meninggalkan tempat tidur dan melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk berwudhu, tiba-tiba saja salah satu tangan lembut istrinya menggamit salah satu lengan sang suami dan menahan langkahnya yang bergegas ke arah kamar mandi. Sang suami lantas menoleh ke arah istrinya dan bertanya lembut namun ada nada tegas di sana. "Ada apa, mi? Abi mau berangkat ke masjid. Jangan sampai tidak ada yang adzan shubuh di sana." Kata-kata sang suami menyembur bak air bah.

Sang Istri tetap mempertahankan pegangan tangannya kepada sang suami dan memintanya mendekat. Sambil menahan degupan di dadanya, sang suami lalu mendekati istrinya itu hingga wajah mereka berdua yang masih kusut masai nyaris bersentuhan. Dengan gerakan yang lembut, salah satu tangan sang istri menarik telinga sang suami lalu berbisik perlahan dengan intonasi suara yang nyaris tak terdengar:

"Abi, jangan lupa mandi dulu." [wahidnugroho.com]



Kilongan, April 2014
Reaksi:

0 celoteh:

Posting Komentar