Sabtu, 02 Februari 2008

Kutipan


“Mana yang lebih dulu, ayam atau ayam ‘ide’?” (Herodotus)

Setiap kita yang suka menulis pastilah pernah mengalami yang namanya kebuntuan. Kebuntuan ini bisa berasal dari perasaan yang sedang tidak mood, atau karena memang tidak ada sesuatu yang bisa diungkapkan dalam tulisan. Nah, untuk merangsang agar inspirasi kita saat menulis dapat lahir dan mengalir, saya punya sedikit tips untuk Anda. Cobalah mulai menulis berdasarkan sebuah kutipan. Ya, kutipan.

Contohnya saat kita hendak bicara tentang belajar tapi akal serasa buntu untuk memulainya, maka lihatlah perkataan Plato berikut ini:

“Rasa ingin tahu adalah ibu dari segala ilmu”.

Nah, saya percaya, kebuntuan itu akan pecah dan tangan Anda akan mulai bergerak untuk mempreteli kutipan itu menjadi rangkaian kalimat dan paragraf yang Anda kehendaki. Atau saat kita hendak membahas tentang keadilan Tuhan, cobalah memulai dari dari perkataan Pram berikut ini:

“Tuhan tidak pernah berpihak kepada yang kalah.”

Para ulama klasik pun tak jarang memulai tulisan mereka dari sebuah kutipan yang akhirnya diperluas melalui pemikiran dan pandangan mereka. Biasanya mereka akan mengutip sebuah ayat atau hadits untuk kemudian dibahas sedemikian rupa sehingga mutiara ilmu yang ada di balik kutipan ayat dan hadits itu bisa dirasai manfaatnya.

Imam Syafi’i sendiri, sepengetahuan saya, pernah menarik seribu kesimpulan hukum lengkap disertai dalil dari renungan atas sebuah hadits pendek dalam semalam. Bayangkan! Hanya berasal dari sepotong hadits pendek, beliau rahimahullah berhasil melahirkan seribu inspirasi yang juga berarti melahirkan seribu manfaat, bahkan lebih.

Itulah mengapa, saya paling suka mencorat-coret buku saat membaca. Saya biasa memegang stabilo atau pensil untuk menandai bagian ataupun kalimat yang menarik perhatian saya dari sebuah buku. Kalimat-kalimat yang saya tandai itu nantinya akan saya salin kembali ke dalam komputer ataupun ke sebuah buku yang berisi kumpulan kutipan dari buku-buku yang sudah saya baca.

Selain itu, kebiasaan saya mencorat-coret buku ini cukup membantu saya saat menulis maupun berdiskusi. Karena saya terkadang mengikutkan kutipan-kutipan yang sudah saya rekam itu baik dalam tulisan maupun perkataan saya.

Bagaimana? Mau mencoba? Cobalah.

Datu Adam, Januari 2008
Reaksi:

0 celoteh:

Posting Komentar